Selasa, 31 Januari 2017

PERBANYAKAN TANAMAN Pembiakan tanaman atau perbanyakan tanaman (plant propagation) adalah proses menciptakan tanaman baru dari berbagai sumber atau bagian tanaman, seperti biji, stek, umbi, dan bagian tanaman lainnya. Tujuan utama dari pembiakan tanaman adalah untuk mencapai pertambahan jumlah, memelihara sifat-sifat penting dari tanaman (Askari, 2010), dan juga untuk mempertahankan eksistensi jenisnya. Ada dua cara perbanyakan tanaman, yaitu (1) perbanyakan secara seksual atau generatif dan (2) perbanyakan secara aseksual atau vegetatif. 1. Perbanyakan Generatif (Seksual) Perbanyakan secara seksual atau generatif adalah proses perbanyakan dengan menggunakan salah satu bagian dari tanaman, yaitu biji. Biji adalah organ tanaman yang terbentuk setelah terjadinya proses fertilisasi (menyatunya/ meleburnya gamet jantan dan gamet betina). Biji dapat dianggap sebagai tanaman mini karena di dalamnya sudah terdapat bagian-bagian tanaman yang tersusun dalam massa yang kompak. Salah satu tujuan perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji adalah untuk memperoleh sifat-sifat baik tanaman, seperti akar yang kuat, tahan penyakit, dll. Perbanyakan secara generatif ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan-kelebihannya diantaranya adalah : (1) sistem perakarannya kuat (2) masa produktif lebih lama (3) lebih mudah diperbanyak (4) tahan penyakit yang disebabkan oleh tanah (5) memiliki keragaman genetik yang digunakan untuk pemuliaan tanaman. Sedangkan kekurangan dari perbanyakan ini adalah : (1) Waktu berbunga lebih lama (2) Anakan berbeda dengan induknya, tidak cocok untuk perbanyakan yang membutuhkan keseragaman. Perbanyakan tanaman dengan biji (generatif) terutama dilakukan untuk penyediaan batang bawah yang nantinya akan diokulasi atau disambung dengan batang atas dari jenis unggul. Perbanyakan dengan biji juga masih dilakukan terutama pada tanaman tertentu yang bila diperbanyak dengan cara vegetatif menjadi tidak efisien (tanaman buah tak berkayu). Keunggulan tanaman ini digunakan sebagai batang bawah adalah karena memiliki batang yang kokoh dan tahan penyakit tular tanah. Tanaman-tanaman yang sudah dikembangkan sebagai batang bawah di antaranya adalah karet, durian, jeruk, dan alpukat. 2. Perbanyakan Vegetatif (Aseksual) Perbanyakan secara aseksual atau vegetatif adalah proses perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tertentu dari tanaman seperti, daun, batang, ranting, pucuk, umbi dan akar untuk menghasilkan tanaman baru yang sama dengan induknya (Made, 2009). Prinsip dari perbanyakan vegetatif adalah merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus. Keunggulan perbanyakan dengan system ini antara lain adalah (1) menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya. (2) tanaman lebih cepat berbunga dan berbuah. (3) dapat menggabungkan berbagai sifat yang diinginkan. Sedangkan kelemahan dari perbanyakan ini adalah (1) membutuhkan pohon induk yang lebih besar dan lebih banyak (2) akar tanaman (anakan) kurang kokoh, sehingga mudah rebah (3) masa produktif singkat. (4) membutuhkan biaya yang mahal. Made (2009) menyatakan bahwa perbanyakan dengan stek pada umumnya dilakukan pada tanaman dikotil, pada monokotil masih jarang , namun pada beberapa tanaman seperti asparagus dalam kondisi terkontrol dapat dilakukan. Selain itu tidak semua tanaman dapat diperbanyak dengan cara vegetative, sehingga keberhasilannya sangat rendah. Perbanyakan tanaman dengan vegetatif dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu stek, cangkok, tempel (budding), sambung (grafting), dan juga perbanyakan modern seperti kultur jaringan. Perbanyakan tanaman dengan stek pun beragam, seperti stek batang, stek bertunas daun, stek daun, stek akar, stek mata, stek umbi ( meliputi umbi lapis, umbi palsu, umbi batang, umbi akar dan akar batang). B. Siklus Hidup Aseksual Atau Vegetatif Pada perbanyakan secara aseksual atau vegetatif genotip dari tanaman induk diwarisi secara sempurna. Bagian – bagian tanaman pada fase siklus seksual maupun dapat digunakan sebagai bahan tanaman awal. Bahan yang dipilih untuk perbanyakan karena sifat vegetatifnya dan diambil sebelum mencapai fase dewasa akan tetapi menunjukan sifat juvenilnya. Bahan tanaman yang dipilih karena sifat bunga dan buahnya tidak lagi menunjukan sifat juvenilnya ataupun transisinya dan tetap secara biologis dewasa. Dengan demikian perlu dikatahui fase vegetatif dan fase pembungaan. Fase vegetatif adalah fase pertumbuhan tanaman dengan perpanjangan akar dan batang, peningkatan volume tanaman dan perluasan daun. Pada fase pembungaan perpanjangan batang berakhir dan beberapa titik tumbuh berubah menjadi kuncup dan akhirnya membentuk buah dan biji. Perbanyakan secara vegetatif mencakup beberapa cara antaralain : stek ( batang, akar dan daun ) okulasi dan penyambungan tidak seperti perbanyakan secara generatif yang dapat di tanam langsung dilapangan, kecuali untuk benih yang berukuran kecil, untuk perbanyakan secara vegetatif biasanya perlu disemaikan dulu sebelum ditanam dilapangan. Persemaian, diperlukan dengan maksud untuk : 1. Memudahkan pemeliharaan tanaman, misalnya penyiraman yang harus dilakukan pagi dan sore 2. Menyediakan media tanam yang sangat bagus, misalnya permukaan tanah halus dan bila perlu dicampur pasir 3. Mengurangi biaya dan tenaga kerja, misalnya bila harus menggunakan naungan daripada membuat naungan tersebar diseluruh lahan lebih murah membuat naungan dibedengan persemaian 4. Memeberi kesempatan menyeleksi tanaman yang baik untuk dipindah dilapangan sehingga akan mengurangi persentase sulaman 5. Pada jenis – jenis tanaman tertentu dengan transplanting ( pindah tanam ) memungkinkan diperoleh pertumbuhan tanaman dan diperoleh pertumbuhan tanaman dan hasil panen yang lebih tinggi. C. Perkembangbiakan Vegetatif Ada Dua Jenis Perkembangbiakan vegetatif alami dan perkembangbiakan vegetatif buatan. Perkembangbiakan vegetatif yang terjadi dengan sendirinya tanpa bantuan manusia dinamakan vegetatif alami. Sebaliknya, perkembangbiakan vegetatif yang melibatkan bantuan manusia disebut vegetatif buatan. 1. Perkembangbiakan Vegetatif Alami Perkembangbiakan vegetatif alami dimulai dari tumbuhnya tunas pada bagian tumbuhan. Tunas selanjutnya akan menjadi tanaman baru. Pada umumnya, tunas tumbuh pada ruas batang, ketiak daun, ujung akar, dan tepi daun. Tunas yang tumbuh pada ujung akar atau tepi daun disebut tunas adventif Jika tunas tumbuh dekat induknya dinamakan rumpun, seperti rumpun bambu dan rumpun pisang. Berikut ini jenis-jenis perkembangbiakan secara vegetatif alami : a. Akar tinggal Akar tinggal (rizoma) adalah batang yang tumbuh menjalar dalam tanah atau disebut juga akar tinggal, akar rimpang, atau akar tongkat. Tanaman yang berkembang biak dengan akar tinggal adalah lengkuas, jahe, alang-alang, kunyit, dan temulawak dan lain-lain. Ciri-ciri akar tinggal: 1. Mirip akar tetapi berbuku-buku dan pada ujungnya terdapat kuncup; 2. pada setiap buku terdapat daun yang berubah menjadi sisik; 3. pada setiap ketiak sisik terdapat tunas. b. Umbi lapis Bagian tanaman yang membengkak dalam tanah karena menyimpan cadangan makanan disebut umbi. Umbi lapis merupakan umbi yang berlapis-lapis dan tumbuh tunas di tengahnya. Umbi lapis baru yang berasal dari ketiak terluar akan tumbuh membentuk tunas. Pada umbi lapis, tunas tumbuh di antara daun dan cakram. Contoh tanaman yang berkembang biak dengan umbi lapis di antaranya adalah bawang, bunga bakung, bungan tulip, dan lain-lain. c. Umbi akar Umbi akar merupakan bagian akar yang membesar karena berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Umbi akar dapat tidak mempunyai tunas dan tidak berbuku-buku. Tanaman yang berkembang biak dengan umbi akar, misalnya wortel dan dahlia d. Umbi batang Umbi batang adalah batang yang tumbuh membengkak dalam tanah. Bagian ini sesungguhnya merupakan cadangan makanan yang disimpan pada bagian batang. Jika umbi ini ditanam, tunas dapat tumbuh dan menjadi tanaman baru. Contohnya adalah kentang dan ubi jalar. e. Geragih (stolon) Geragih adalah batang yang tumbuh dan menjalar di permukaan tanah. Geragih tersusun atas ruas-ruas. Setiap ruas yang menempel pada tanah akan membentuk akar dan tumbuh tunas baru. Tanaman baru akan tumbuh pada ruas-ruasnya dan tidak bergantung pada induknya. Jenis tanaman yang berkembang biak dengan geragih di antaranya adalah stroberi, pegagan atau antanan, dan rumput teki. f. Tunas adventif Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh di luar bagian batang. Tunas ini tumbuh pada tepi daun, seperti cocor bebek. Selain pada tepi daun, tunas ini dapat tumbuh pada akar, seperti suskun dan kesemek. g. Spora Spora terdapat pada tumbuhan paku, lumut, dan jamur. Spora terdapat di dalam kotak spora yang terletak di tepi daun tumbuhan paku. Contoh tumbuhan paku yang sering kita lihat untuk tanaman hias adalah suplir. Pada tepi daun suplir terdapat butiran yang merupakan kotak spora. Spora ini merupakan alat perkembangbiakan tanaman suplir. 2. Perkembangbiakan Vegetatif Buatan Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, cepat berbuah, dan menyerupai induknya, pembiakan ini sengaja dibantu manusia. Tujuannya adalah untuk memperoleh tumbuhan baru dengan cepat dan tidak bergantung pada musim. Pembiakan secara vegetatif buatan di antaranya adalah cangkok, stek, okulasi, enten, dan runduk. Berikut ini beberapa cara pembiakan secara vegetatif buatan : A. Cangkok Mencangkok adalah mengembangbiakkan tanaman agar cepat berbuah dan mempunyai sifat-sifat yang sama dengan induknya. Jika tanaman induknya berbuah manis, maka cangkokannya menghasilkan buah yang manis pula. Selain itu, mencangkok lebih cepat memberikan hasil jika dibandingkan dengan menanam bijinya. Tanaman yang dapat dicangkok adalah tanaman yang mempunyai batang kayu dan berkambium, seperti jambu, rambutan, dan mangga. Keunggulan Kelemahan o Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji o Pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering o Tumbuhan yang dicangkok memiliki sifat yang sama dengan induknya. o Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak berakar tunggang. o Tingkat keberhasilannya lebih tinggi, karena pada proses mencangkok akar akan tumbuh ketika masih berada di pohon induk. o Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang dipotong. o Produksi dan kualitas akan persis sama dengan tanaman induknya. o Dalam satu pohon induk hanya bisa mencangkok beberapa batang saja, sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan dengan cara ini o Tanaman asal cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air tanahnya tinggi . Berikut adalah cara mencangkok tanaman. Sediakan Alat dan bahan yang digunakan dalam mencangkok, antara lain : tali pengikat/rafia, pisau yang tajam, serabut kelapa atau plastik, gunting, tanah yang subur , dan cabang/ranting yang akan kita cangkok. Langkah - langkah mencangkok adalah sebagai berikut berikut : 1. Pilih cabang atau ranting yang tidak terlalu tua ataupun terlalu muda. 2. Kuliti hingga bersih cabang atau ranting tersebut sepanjang 5-10 cm. 3. Kerat kambiumnya hingga bersih, dan angin-anginkan. 4. Tutup dengan tanah, kemudian dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa. 5. Ikat pada kedua ujungnya seperti membungkus permen. Bila menggunakan plastik,lubangi plastiknya terlebih dahulu agar air siraman bisa keluar dan tanah tidak terlalu basah. 6. Jaga kelembaban tanah dengan cara menyiramnya setiap hari (jika musim kemarau). 7. Setelah banyak akar yang tumbuh, potong cabang atau ranting tersebut, kemudian tanam di pot. Setelah tumbuh dengan baik baru ditanam di tanah. B. Stek Stek adalah cara mengembangbiakkan tanaman dengan menggunakan bagian dari batang tumbuhan tersebut. Bagian tanaman yang dapat ditanam dapat berupa batang, tangkai, atau daun. Tidak semua tumbuhan dapat disetek. Stek daun dapat dilakukan pada tanaman cocor bebek dan begonia. Stek akar dapat dilakukan pada tanaman sukun dan stek batang dapat dilakukan pada tanaman singkong. Stek tangkai dapat dilakukan pada tanaman mawar. Contoh tanaman yang dikembangbiakan dengan stek adalah ubi kayu, tebu, kangkung, dan mawar. Meskipun begitu stek tetap saja memiliki kelemahan dibalik banyaknya keunggulan yang dimiliki oleh stek antara lain : Keunggulan Kelemahan o Tak terkendala musim/waktu o Individu baru mempunyai umur yang sama dengan induknya sehingga cepat berbuah o Individu baru mempunyai sifat yang sama dengan induknya o Bisa memperbanyak secara kontinyu o Lebih Rumit dibandingkan dengan biji o Harus memiliki Pohon Induk o Lebih mahal dibandingkan biji o Perakaran lebih lemah dibandingkan biji C. Sambung/Enten Menyambung atau mengenten bertujuan menggabungkan dua sifat unggul dari individu yang berbeda. Misalnya, untuk menyokong tumbuhan dibutuhkan jenis tumbuhan yang memiliki akar kuat. Sementara untuk menghasilkan buah atau daun atau bunga yang banyak dibutuhkan tumbuhan yang memiliki produktivitas tinggi. Tumbuhan yang dihasilkan memiliki akar kuat dan produktivitas yang tinggi. Contoh tumbuhan yang bisa disambung adalah tumbuhan yang sekeluarga. Contohnya, tomat dengan terung. Meskipun pada dasarnya banyak sekali keunggulan dari sambung tetap saja ada kelemahan dari metode perbanyakan sambung antara lain : Keunggulan Kelemahan o Mengekalkan sifat klon yang tidak dilakukan oleh pembiakan vegetatif lainnya. o Bisa memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan. o Memperbaiki jenis tanaman yang telah tumbuh, sehingga jenis yang tidak diinginkan diubah menjadi jenis yang dikehendaki. o Dapat mempercepat berbuahnya tanaman. o Bagi tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon sudah besar gampang patah jika ditiup angin kencang o Tingkat keberhasilannya rendah jika tidak cocok antara scion dan rootstock Berikut ini adalah cara mengenten tanaman : Alat dan bahan : pisau/cutter yang steril, tali rafia, dua jenis tumbuhan (terung dan tomat) Cara menyambung tanaman : 1. Pilih tanaman untuk batang bawah dan batang atas yang sehat. Batang bawah berdiameter lebih besar daripada batang atas. 2. Gunakan pisau steril dan tajam, untuk memotong batang bawah dengan bentuk huruf V, dan potong batang atas dengan bentuk V terbaik. Panjang batang atas idealnya 3-8 cm. 3. Masukkan batang atas tersebut ke dalam celah batang bawah, lalu ikat sambungan itu dengan sealtape, atau potongan plastik bening (dari kantong plastik gula pasir). Usahakan sambungan tidak terkena air. 4. Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas, sisakan 2-4 helai daun pada batas atas; dan potong daun tersebut menjadi setengahnya atau pangkas semua daun. 5. Bungkus batang yang disambung tadi dengan kantong plastik, dan letakkan di tempat teduh selama sekitar 7-10 hari. 6. Dalam kurun waktu itu akan terlihat munculnya tunas daun. Buka kantong plastiknya; dan taruh di bawah matahari. D. Tempel (Okulasi) Menempel atau okulasi adalah menempelkan tunas pada batang tanaman sejenis yang akan dijadikan induk. Tumbuhan yang akan ditempeli harus yang kuat. Tempel (okulasi) bertujuan menggabungkan dua tumbuhan berbeda sifatnya. Nantinya, akan dihasilkan tumbuhan yang memiliki dua jenis buah atau bunga yang berbeda sifat. Contohnya, okulasi pada bunga mawar akan menghasilkan dua warna atau lebih yang berbeda. Tumbuhan tersebut akan terlihat lebih indah karena bunganya berwarna-warni. Pada buah mangga, batang bawah memiliki perakaran kuat dan dalam serta tahan terhadap penyakit akar. Batang atas berbuah banyak dan besar serta rasa manis. Dengan okulasi batang atas ke batang bawah, maka akan didapatkan pohon mangga yang perakarannya kuat dan tahan terhadap penyakit sekaligus berbuah lebat dan manis. Selain itu okulasi juga mempercepat tanaman berbuah karena batang atas sudah melewati masa muda. Meskipun begitu okulasi tetap saja memiliki kelemahan dibalik banyaknya keunggulan yang dimiliki oleh stek antara lain : Keunggulan Kelemahan o Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi o Pertumbuhan tanaman yang seragam. o Penyiapan benih relatif singkat. o Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres) o Perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini. o Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemungkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar. Berikut ini adalah cara mengokulasi tanaman : Alat dan bahan : tali rafia, pisau/cutter, duua jenis tumbuhan ( batang bawah dan batang atas). Langkah-langkah mengokulasi tanaman : 1. Siapkan batang bawah, umur tanaman tergantung dari jenis tanaman apa yang akan diokulasi. 2. Siapkan batang atas berupa kulit kayu dan mata tunas dari induk tanaman yang berkualitas baik dan memiliki sifat unggul. 3. Iris dan sayat batang bawah dengan panjang 2-3 cm, lebar 1-1,5 cm. 4. Sisipkan mata tunas ke irisan yang telah dibuat pada batang bawah, lakukan dengan cepat. Jangan sampai luka sayatan kering. Pastikan tidak ada celah antara luka sayatan dengan mata tunas. 5. Ikat tempelan menggunakan tali rafia, arah pengikatan dari bawah ke atas sehingga tali tersusun rapat seperti genting dan tidak ada celah kecuali pada bagian mata tunas. 6. Setelah 2 minggu, lihat mata tunas. Jika berwarna hijau kemerahan atau hitam berarti okulasi gagal. Sedangkan jika warnanya masih hijau segar dan melekat pada batang pokok berarti okulasi berhasil dan ikatannya sudah boleh dilepas. Waktu pengikatan bisa sampai 3 minggu. 7. Bila telah ada kepastian bahwa mata tempelan sudah hidup, segera potong batang yang berada di atas mata tempelan, tujuannya agar sumber makanan tertuju pada tunas dari tempelan. Jika tidak, tempelan akan mati. Panjang pemotongan batang dan jarak pemotongan dari mata tempelan berbeda-beda tergantung dari jenis tanaman yang diokulasi. (sumber : Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja (BBPPK) Lembang ). E. Merunduk Merunduk adalah membengkokkan sebagian cabang kemudan membenamkannya ke dalam tanah. Pada batang yang ditimbun tersebut diharapkan tumbuh akar. Tumbuhan yang dapat dikembangbiakkan dengan merunduk di antaranya arbei, apel, tebu, stroberi, dan melati. Meskipun runduk memiliki banyak keuntungan bukan berarti runduk tidak memiliki kelemahan, berikut adalah keuntungan dan kelemahan runduk : Keuntungan Kelemahan o Sifat buah/bunga sama dengan induknya, dapat menghasilkan individu bare dengan cepat. o Tingkat keberhasilan tinggi. o Tidak banyak bibit yang dihasilkan. o Hanya bisa dilakukan pada tanaman yang dahannya elastis & cukup dekat dengan permukaan tanah, tidak dapat dilakukan pada tanaman yg relatif besar. Berikut ini cara melakukan perbanyakan dengan merunduk : Pilih cabang tanaman yang sudah tua, kuat dan panjang; 1. Bersihkan cabang tanaman bagian tengah dari daun dan kotoran yang menempel; 2. Bengkokkan cabang tanaman ke tanah hingga sedikit dari bagian tengah cabang menyentuh tanah 3. Kubur cabang tanaman tadi dengan menggunakan tanah; 4. Biarkan selama beberapa hari sambil menyiram gundukan tanah tersebut; 5. Setelah akar dari bagian tengah cabang tadi muncul, pisahkan tanaman baru dari tanaman induk dengan memotong cabang tanaman tadi dari batang utamanya; 6. Tanaman baru siap dipindahkan ke media tanam.   1. Jenis-Jenis Sambung a. Sambung baji (wedge grafting) Sambung baji/sambung celah merupakan cara penyambungan yang paling mudah dilakukan. Cara ini yang paling banyak dilakukan oleh penangkar-penangkar bibit. Sambung baji ini dapat dilakukan dengan memotong batang bawah 2-3 cm di atas perbatasan warna hijau dan coklat. Kemudian dibelah sama besar sepanjang 2-5 cm, calon batang atas dipotong sepanjang 2-3 ruas (7,5-10 cm) kemudian pangkalnya diiris menyerong pada kedua sisinya. Pengirisan harus sampai sebagian kayunya. Bentuk irisan ini menyerupai bentuk lancip atau mata kampak. Calon batang atas yang telah diiris lalu dimasukan ke celah batang bawah kemudian diikat. b. Sambung baji terbalik (interved wedge grafting) Cara penyambungan ini merupakan kebalikan dari sambung celah. Caranya yaitu batang bawah diiris pada kedua sisi yang berlawanan sehingga berbentuk mata baji/kampak. Calon batang atasnya dibelah, kemudian batang bawah dimasukan pada celah batang atas kemudian diikat dengan menggunakan tali plastik. Cara pengikatan dimulai dari bawah ke atas dengan menggunakan sistim genteng. Batang atas dan bagian yang disambung ditutup dengan rantang plastik bening kemudian diikat. Tujuan pemberian rantang plastik ini adalah untuk menjaga kelembaban udara di sekitar sambungan. c. Sambung cumeti Sambung cumeti ini cocok dilakukan untuk bibit tanaman yang agak besar, dan telah memiliki diameter batang antara 0,7-1,2 cm. Cara pembuatan sambungan ini sangat mudah. Irisan yang dibuat sambungan berbentuk diagonal. Kedua batang yang telah diiris dengan bentuk yang sama ini digabungkan satu sama lain kemudian di ikat dengan tali plastik. Agar sambungan ini tidak mudah goyah dan kedap udara, sebaiknya sambungan ditutup dengan lilin atau malam. Lilin atau malam sebelum dioleskan ke sambungan terlebih dahulu dipanaskan sampai mencair. Banyak orang yang mengkhawatirkan kekuatan sambungan, bila sambungan ini telah menjadi pohon yang besar. Hal tersebut dikhawatirkan akan patah, karena sambungan tidak mampu menahan batang atas. Sebenarnya kekhawatiran ini tidak perlu terjadi, sebab dengan menyatunya kedua kambium antara batang bawah dan batang atas, maka kedua batang (batang atas dan batang bawah) telah menjadi satu batang yang kuat. d. Sambung celah lidah (whip and tongue grafting) Metode sambung ini belum digunakan secara luas, karena pelaksanaan sambungan cukup rumit dan sulit. Cara penyambungannya adalah batang bawah diiris diagonal sepanjang ± 1/3 dari irisan diagonal bagian atas dibuat irisan ke bawah lalu ke atas lagi, sehingga di tengah irisan diagonal terdapat celah. Pangkal batang atas juga dibuat irisan diagonal, lalu dibuat celah selebar 1/3 dari panjang irisan diagonal. Bentuk irisan batang atas harus sama dengan bentuk irisan batang bawah, agar kedua permukaan potongan ini dapat bertemu dengan tepat. Bila kedua irisan tersebut tidak dapat bertemu dengan tepat maka kedua kambium antara batang atas dan batang bawah tidak dapat menyatu sehingga sambungan akan mengalami kegagalan.  Tipe sambungan jika ditinjau dari bagian batang bawah yang disambung: 1. Sambung pucuk (top grafting) Sambung pucuk merupakan cara penyambungan batang atas pada bagian atas atau pucuk dari batang bawah. Caranya sebagai berikut: Memilih batang bawah yang diameter batangnya disesuaikan dengan besarnya atas. Tanaman durian, belimbing dan sirsak sudah bisa disambung bila besarnya batang bawah sudah sebesar ujung pangkal lidi. Alpukat, manggis dan mangga disambung bila batangnya sudah sebesar pensil. Umur batang bawah pada keadaan siap sambung ini bervariasi antara 1-24 bulan, tergantung jenis tanamannya. Untuk durian umur 3-4 bulan, mangga dan alpukat umur 3-6 bulan. Manggis pada umur 24 bulan baru bisa disambung karena sifat pertumbuhannya lambat Batang bawah dipotong setinggi 20-25 cm di atas permukaan tanah. Gunakan silet, pisau okulasi atau gunting setek yang tajam agar bentuk irisan menjadi rapi. Batang bawah kemudian dibelah membujur sedalam 2-2,5 cm. Batang atas yang sudah disiapkan dipotong, sehingga panjangnya antara 7,5-10 cm. bagian pangkal disayat pada kedua sisinya sepanjang 2-2,5 cm, sehingga bentuk irisannya seperti mata kampak. Selanjutnya batang atas dimasukkan ke dalam belahan batang bawah. Pengikatan dengan tali plastikyang terbuat dari kantong plastik ½ kg selebar 1 cm. Kantong plastik ini ditarik pelan-pelan, sehingga panjangnya menjadi 2-3 kali panjang semula. Terbentuklah pita plastik yang tipis dan lemas. Pada waktu memasukkan entres ke belahan batang bawah perlu diperhatikan agar kambium entres bisa bersentuhan dengan kambium batang bawah. Sambungan kemudian disungkup dengan kantong plastik bening.Agar sungkup plastik tidak lepas bagian bawahnya perlu diikat.Tujuan penyungkupan ini untuk mengurangi penguapan dan menjaga kelembaban udara di sekitar sambungan agar tetap tinggi. Tanaman sambungan kemudian ditempatkan di bawah naungan agar terlindung dari panasnya sinar matahari. Biasanya 2-3 minggu kemudian sambungan yang berhasil akan tumbuh tunas. Sambungan yang gagal akan berwarna hitam dan kering. Pada saat ini sungkup plastiknya sudah bisa dibuka. Namun, pita pengikat sambungan baru boleh dibuka 3-4 minggu kemudian. Untuk selanjutnya kita tinggal merawat sampai bibit siap dipindah ke kebun (Gambar 1 dan Gambar 2). 2. Sambung samping (side grafting) Pada dasarnya, pelaksanaan sambung samping sama seperti pelaksanaan model sambung pucuk. Sambung samping merupakan cara penyambungan batang atas pada bagian samping batang bawah. Caranya sebagai berikut: Batang bawah dipilih yang baik. Ukuran batang atas tidak perlu sama dengan batang bawah, bahkan lebih baik dibuat lebih kecil. Pada batang bawah dibuat irisan belah dengan mengupas bagian kulit tanpa mengenai kayu atau dapat juga dengan sedikit menembus bagian kayunya. Irisan kulit batang bawah dibiarkan atau tidak dipotong. Batang atas dibuat irisan meruncing pada kedua sisinya. Sisi irisan yang menempel pada batang bawah dibuat lebih panjang menyesuaikan irisan di batang bawah dari sisi luarnya. Batang atas tersebut disisipkan pada irisan belah dari batang bawah. Dengan demikian, batang bawah dan batang atas akan saling berhimpitan. Kedua lapisan kambium harus diusahakan agar saling bersentuhan dan bertaut bersama. Setelah selesai disambungkan, sambungan tersebut diikat dengan tali plastik. Untuk menjaga agar tidak terkontaminasi atau mengering, sambungan dan batang atas ditutup dengan kantong plastik. Setelah batang atas menunjukkan pertumbuhan tunas, kurang lebih 2 minggu setelah penyambungan, kantong plastik serta tali plastik bagian atas sambungan dibuka lebih dulu, sedangkan tali plastik yang mengikat langsung tempelan batang atas dan kulit batang bawah dibiarkan, sampai tautan sambungan cukup kuat.Bilamana sudah dipastikan bahwa batang atas dapat tumbuh dengan baik, bagian batang bawah di atas sambungan dipotong. Pemotongan perlu dilakukan supaya tidak terjadi kompetisi kebutuhan zat makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan lanjutan dari batang atas. 2. Tujuan Penggunaan Teknik Sambung (Enten) Beranalogi dari tujuan perkembangbiakan secara vegetatif buatan kita dapat mengetahui bahwa tujuan utamnya adalah untuk menghasilkan tumbuhan baru dengan varietas yang berbeda dalam waktu yang relatif singkat. Namun sebenarnya ada beberapa tujuan lain dari penggunaan teknik sambung ini dia antaranya : 1. Untuk mendapatkan bibit tanaman baru. 2. Untuk membantu pertumbuhan. 3. Untuk menyambung atau menghubungkan jaringan yang terpisah. Tujuan teknik sambung ini bergantung kepada setiap individu yang akan melakukan penyambungan pada tumbuhan. Keberhasilan teknik sambung ini sangat erat kaitannya dengan langkah langkah yang digunakan dalam melakukan penyambungaan taman. Dan perlu diingat bahwa sebelum melakukan penyambungan tanaman kita harus terlebih dahulu menentukan tujuan dari penyambungan tanaman tersebut agar langkah dan media yang digunakan tepat dan mendapat hasil yang memuaskan 3. Syarat Tanaman yang dapat di Sambung.  Batang atas dan batang bawah harus kompatibel.  Jaringan kambium kedua tanaman harus bersinggungan  Dilakukan saat kedua tanaman berada pada kondisi fisiologis yang tepat  Pekerjaan segera dilakukan sesudah entris diambil dari pohon induk  Tunas yang tumbuh pada batang bawah (wiwilan) harus dibuang setelah penyambungan selesai agar tidak menyaingi pertumbuhan tunas batang atas.  Berproduksi tinggi/berbuah banyak  Bentuk buah baik/sempurna dan rasanya enak.  Tahan terhadap hama dan penyakit  Digemari oleh banyak orang karena mempunyai sifat-sifat unggul  Ranting/cabang yang baik berbentuk bulat dan silendris.  Syarat batang bawah untuk sambungan: - Dapat menggunakan biji asalan atau "sapuan” untuk menghasilkan batang bawah, tetapi ada varietas durian yang baik khusus untuk batang bawah yaitu varietas bokor dan siriwig, karena biji besar sehingga mampu menghasilkan sistem perakaran yang baik dan tahan terhadap busuk akar. - Berdiameter 3-5 mm, berumur sekitar 3-4 bulan. - Dalam fase pertumbuhan yang optimum (tingkat kesuburannya baik), kambiumnya aktif, sehingga memudahkan dalam pengupasan dan proses merekatnya mata tempel ke batang bawah. - Disarankan penyiraman cukup (media cukup basah). - Batang bawah dipupuk dengan Urea 1-2 minggu sebelum penempelan. - Gunakan media tanam dengan komposisi tanah subur : tanah, pupuk kandang : sekam padi (1:1:1). - Gunakan polybag ukuran 15x20 cm yang sanggup bertahan dari biji sampai 3 bulan siap tempel sampai dengan 3 bulan setelah tempel, setelah periode tersebut polybag harus diganti dengan ukuran yang lebih besar 20x30 cm, atau langsung ke polybag 30x40 cm tergantung permintaan pasar dan seterusnya semakin besar pertumbuhan tanaman maka ukuran polybag semakin besar. Kecuali untuk pengangkutan jarak jauh dalam jumlah banyak maka gunakan polybag yang lebih kecil dari biasanya  Syarat batang atas untuk sambungan - Batang atas atau entres yang akan disambungkan pada batang bawah diambil dari pohon induk yang sehat dan tidak terserang hama dan penyakit. - Pengambilan entres ini dilakukan dengan menggunakan gunting setek atau silet yang tajam (agar diperoleh potongan yang halus dan tidak mengalami kerusakan) dan bersih (agar entres tidak terkontaminasi oleh penyakit). - Entres yang akan diambil sebaiknya dalam keadaan dorman (istirahat) pucuknya serta tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu muda (setengah berkayu). - Panjangnya kurang lebih 10 cm dari ujung pucuk, dengan diameter sedikit lebih kecil atau sama besar dengan diameter batang bawahnya. - Entres dalam keadaan dorman ini bila dipijat dengan dua jari tangan akan terasa padat, tetapi dengan mudah bisa dipotong dengan pisau silet. Selain itu bila dilengkungkan keadaannya tidak lentur tetapi sudah cukup tegar. - Entres sebaiknya dipilih dari bagian cabang yang terkena sinar matahari penuh (tidak ternaungi) sehingga memungkinkan cabang memiliki mata tunas yang tumbuh sehat dan subur. - Bila pada waktunya pengambilan entres, keadaan pucuknya sedang tumbuh tunas baru (trubus) atau sedang berdaun muda, maka bagian pucuk muda ini dibuang dan bagian pangkalnya sepanjang 5-10 cm dapat digunakan sebagai entres. - Pada durian bila entres yang digunakan berasal dari cabang yang tumbuh tegak lurus, maka bibit sambungannya akan tumbuh tegak dengan percabangan ke semua arah atau simetris. - Namun bila diambil dari cabang yang lain, pertumbuhan bibitnya akan mengarah ke samping, berbentuk seperti kipas. Bentuk ini berangsur-angsur hilang bila tanaman menjelang dewasa. 4. Keuntungan Sambung a. Memperoleh keuntungan dari batang bawah tertentu, seperti perakaran kuat, toleran terhadap lingkungan tertentu, b. Mengubah kultivar dari tanaman yang telah berproduksi, yang disebut top working. c. Mempercepat kematangan reproduktif dan produksi buah lebih awal, d. mempercepat pertumbuhan tanaman dan mengurangi waktu produksi, e. Mendapatkan bentuk pertumbuhan tanaman khusus dan. f. Memperbaiki kerusakan pada tanaman. 5. Kelemahan Sambung a. Kelemahannya sulit mendapatkan sambungan batanga atas dalam jumlah banyak. b. Bagi tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon sudah besar gampang patah jika ditiup angin kencang. c. Tingkat keberhasilannya rendah jika tidak cocok antara batang atas dan batang bawah. 1. Jenis-Jenis okulasi  Okulasi bentuk batang, kotak atau bentuk persegi.  Okulasi bentuk T.  Okulasi bentuk miring Mengetahui jenis-jenis mata okulasi adalah sangat penting agar okulasi yang dilaksanakan tidak sia-sia dan tingkat keberhasilannya tinggi. Jenis-jenis mata okulasi, yaitu : a. Mata sisik : terdapat pada ujung internodia, pertumbuhannya paling lambat. Kurang baik untuk okulasi. b. Mata prima : mata tunas yang terletak diketiak daun. Mata inilah yang terbaik untuk okulasi. Letaknya dibagian tengah internodia. Jumlahnya tiap meter kayu entres terdapat 15-20 mata okulasi. c. Mata palsu : mata tunas yang tidak pada ketiak daun, berada dibagian paling bawah internodia, jumlahnya antara 3-5 mata. Bila mata ini digunakan untuk okulasi tidak akan tumbuh 2. Tujuan Okulasi Prinsip dari okulasi adalah melekatnya kambium suatu jenis tanaman dengan jenis tanaman lain agar berpadu satu dan hidup. Okulasi sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Karena pada saat ini kambium dapat mempertahankan diri tidak segera menjadi kering., demikian pula dengan mata tunas yang ditempelkan. Sedangkan pada musim kemarau, mata tunas yang dikerat harus segera ditempelkan ke batang yang sebelumnya sudah dibuat pada pola keratannya. Untuk okulasi yang dilakukan pada batang bawah, biasanya dipilih dari jenis tanaman varietas lokal yang sudah berumur sekitar 1 tahun, dan yang memiliki pertumbuhan baik, sehat serta memiliki kulit batang yang mudah dikelupas. 3. Syarat Tanaman yang dapat di Okulasi Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu : tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh daun baru) antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang sama. Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus. Umur tanaman antara batang atas dan batang bawah sama. Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh, tidak mudah terserang penyakit terutama penyakit akar, mimiliki biji/buah yang banyak yang nantinya disemai untuk dijadikan batang bawah, umur tanaman induk pohon batang bawah yang biji/buahnya akan dijadikan benih untuk batang bawah minimal 15 tahun, memiliki pertumbuhan yang cepat Pada klon yang akan dijadika batang atas atau entres tanaman harus memiliki produksi yang unggul, dan memiliki pertumbuha yang cepat, dan tahan terhadap penyakit. 4. Keuntungan Okulasi Keuntungan dari mengenten ataupun okulasi diantaranya tanaman dapat berproduksi lebih cepat, hasil produksi dapat sesuai dengan keinginan tergantung batang atas yang digunakan. Sebagai contoh anda memiliki dua jenis rambutan, ada yang rasanya manis tetapi tidak tahan terhadap genangan air (akar membusuk) dan disisi lain ada rambutan yang masam namun tahan terhadap genangan air. Jenis ini dapat dipadukan, bagian atas tanaman dipilih yang rasanya manis dan bagian bawah dipilih yang tahan genangan air sehingga dapat dihasilkan rambutan yang manis dan tahan pada daerah yang tergenang. 5. Kelemahan okulasi Kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi yaitu: Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres) perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini. Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar. 1. Perlakuan pendahuluan • Batang bawah dengan polybagnya dipegang dan diangkat sedikit keatas lalu ditekan miring ke bawah sehingga posisi tanaman dan polybagnya menjadi miring ke arah luar, agar memudahkan mencari posisi batang yang akan di tempel dan pengerjaan penempelan, gerakan ini juga mampu menjatuhkan embun/air yang melekat di daun, agar lebih banyak embun/air yang jatuh, gerakan batang bawah sekali lagi dengan tangan. • Batang bawah dibersihkan dari kotoran/debu dengan cara mengusap dengan ibu jari dan telunjuk tangan kita pada bagian yang akan dibuat sobekan untuk okulasi. 2. Pembuatan sayatan untuk tempat menempel entres • Lihat dan perhatikan bagian batang bawah yang akan dijadikan tempat okulasi. • Penentuan tempat okulasi, buat tempat sayatan/kupasan/sobekan setinggi 3 kali tinggi/panjang silet dari batas akar dan batang, karena bila okulasi pertama gagal setelah 3 minggu kita bisa mengokulasi lagi tepat berjarak sepanjang silet dibawah luka okulasi pertama pada sisi yang berlawanan, kalau okulasi ke-2 masih gagal dalam 3 minggu berikutnya kita dapat mengulang untuk yang terakhir kali atau yang ke-3 berjarak sepanjang silet pada sisi yang berlawanan dengan okulasi ke-2 atau sama sisi dengen okulasi ke-1. Kalau itupun gagal kita bisa gunakan alternatif dengan teknik sambung pucuk atau kita menunggu tanaman tumbuh lebih tinggi. Tetapi jangan melakukan okulasi 2 atau 3 sekaligus pada tanaman karena itu akan membuat stress tanaman. • Panjang silet sekitar 4 cm, sehingga jarak tempat okulasi pertama adalah setinggi sekitar 12 cm di atas batas akar dan batang. • Buang daun dibawah posisi tempat sayatan, untuk memudahkan penempelan atau tidak menghalangi pandangan. Penyayatan kulit batang bawah mendatar selebar 3-4 mm dengan 2 atau 3 kupasan, tergantung pada besar kecilnya diameter batang bawah dan diseimbangkan dengan besar kecilnya entres, lalu ditarik ke bawah sepanjang lebih kurang 1,5 - 3cm, sehingga menjulur seperti lidah. Sayatan ini kemudian dipotong ¾ panjangnya atau menyisakan sedikit sayatan (<1/3 bagian) cukup untuk tempat menahan sayatan atau pola mata entres. 3. Pengambilan mata entres • Kriteria mata entres yang baik dari segi ukuran: o Mata entres yang sudah plast/mekar (tidak bagus). o Mata entres yang besar tapi belum plast/sedang/bentuknya sudah menonjol (terbaik untuk ditempel). o Mata tunas kecil/dormant/istirahat (dapat digunakan tapi agak lama melekatnya dan pertumbuhannya juga relatif lama). • Kriteria mata entres yang baik dari segi pengerjaan dan bentuk: o Mudah dikupas (menandakan bawah kambiumnya/jaringannya aktif). o Kelihatan bernas/sehat/segar. o Diambil dari ranting yang berdiameter 2-4 mm, atau diameternya sama dengan batang bawah. o Warna kulit sama dengan warna kulit batang bawah (ini menunjukkan kesesuaian secara fisiologis). • Pengambilan/pengupasan pola mata entres dari atas ke bawah, karena yang dilekatkan/yang menjadi faktor penentu tingkat keberhasilan adalah lekatan pola entres bagian bawah rapat dengan pola jendela di batang bawah. Atau dengan kalimat lain bahwa yang diperlukan adalah sisi bawah yang bersih, karena syarat mutlak agar tempelan jadi adalah pola mata entres harus melekat/menempel rapat pada sisi bawah dan salah satu sisi samping, sedangkan sisi atas dan sisi samping lainnya tidak melekatpun tidak apa-apa, tetapi lebih sempurna kalau semua sisi menempel rapat (tetapi keadaan tersebut sulit dicapai). Ukuran sayatan mata tempel sedikit lebih kecil dari ukuran sayatan batang bawah. • Disayat agak dalam sehingga menembus kayu. • Tangan kiri memegang ranting yang mau diambil mata entresnya, ibu jari tangan kiri menahan ranting dan membantu mendorong ke arah atas saat silet ditangan kanan mulai bergerak membuat sayatan menembus kayu, panjang sayatan sekitar 0.5-1 cm diatas mata entres dan 0.5-1 cm dibawah mata entres (sayatan mata entes sepanjang sekitar 1-1.5 cm), sayatan untuk pengambilan entres harus dengan satu gerakan mulus searah dan tidak boleh dengan gerakan terputus-putus. • Setelah sayatan melewati mata entres, kemudian membuat keratan melingkar mengarah miring ke dalam menghubungkan kedua sisi sayatan bidang pola mata entres, untuk memisahkan mata entres dengan kayu dengan cara mengait pola dengan ujung silet atau dengan kuku jari dengan sontekan halus sehingga terlepaslah kulit yang membawa mata entres dengan kayu dan sayatan kayu tidak terlepas dari ranting. • Apabila ranting yang terdapat mata entres terlalu kecil, biasanya sayatan ikut melepaskan kayu terikut dengan sayatan, kalau itu terjadi kita masih dapat memisahkan mata entres dengan kayu tersebut dengan sontekan ujung silet yang hati- hati. Kemudian rapikan irisan sisi bawah entres untuk menghindari irisan sisi bawah entres dari kotoran atau infeksi, yang menjadi perhatian pola sayatan mata entres harus bersih dari kayu dan apabila dilihat tidak meninggalkan lubang di bekas kulit mata entres, maka sayatan pola mata entres tersebut siap untuk ditempelkan. 4. Menempelkan mata entres ke sayatan batang bawah • Ambil sayatan mata entres, masukkan, lekatkan, tempelkan, tancapkan dan tekan entres pada sisa sobekan di batang bawah. • Prinsipnya semakin cepat penempelan dari pengambilan entres semakin baik, persen jadinya makin tinggi. 5. Pengikatan • Ambil tali dan tarik tali plastik yang disiapkan untuk pengikatan, pengikatan dari bawah tempelan melingkar ke atas dimulai sekitar 0.5 cm di bawah sayatan/jendela, tali plastik disusun saling tindih seperti menyusun genting, pengikatan dengan hati- hati jangan terlalu kencang (mengganggu proses penyatuan batang bawah dan entres), atau kurang kencang/kendur (air bisa masuk ke luka tempelan, sehingga menginfeksi tempelan) gunakan perasaan dalam pengikatan. • Pengikatan di dekat mata entres harus lebih hati-hati, ikat bagian bawah mata entres menuju bagian atas mata entres, ikat arah menyilang menuju bawah mata entres, ikat bagian bawah mata entres, kembali menyilang ke atas mata entres usahakan sekitar mata entres terikat sempurna sehingga air tidak masuk ke dalam tempelan. Lanjutkan pengikatan ke arah atas sampai ikatan menutupi 0.5 cm diatas luka sayatan batang bawah, lalu kunci ikatan dan tarik tali plastik dan potong/rapikan sisa tali plastik. • Mata entres yang besar atau menonjol, semisal pada durian tidak ditutup tali plastik saat pengikatan, tangkai daun dipotong penuh/biasanya tangkai daunnya sudah tanggal dengan sendirinya bila mata entres sudah besar. • Mata entres yang masih kecil ditutup dengan tali plastik, tetapi disiasati dengan menyisakan potongan tangkai daun dibawahnya agak panjang sedikit, sehingga walaupun di tutup tapi sisa potongan tangkai daun masih mampu melindungi mata entres kecil dari tekanan pengikatan tali plastik sehingga cukup ruang untuk tumbuh dan mata entres tidak patah. Jika mata tunasnya tidak menonjol seperti pada mangga dan jeruk, mata tunas boleh ditutup rapat dengan pita plastik (Gambar 3 dan Gambar 4).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar